Translate

Senin, 14 Mei 2012

Chapter 1 : kedatanganku

Chapter 1 : kedatanganku
6 Januari 2007

     Suatu hari yang panas di hari jumat dan matahari menunjukan waktu sudah siang. Tubuh kecilku yang kusam dan dipenuhi dengan kutu memang mengangguku tetapi aku terus berjuang melakukan perjalanan panjang melewati rumah2 seperti tak berpenghuni. Panasnya perjalanan ini membuat aku lelah dan mungkin harus segera beristirahat.
     "Ohh untung saja ada pot – pot  indah ini setidaknya aku bisa beristirahat sejenak" kata diriku menghampiri pot – pot itu. Tak sadar diriku sudah tertidur disana.
     "Astaga aku bermimpi tentang ibuku lagi" secara tiba2 terbangun dari tidur.
     "Betapa malangnya aku . . . . . aku saja bahkan tidak tahu ibuku siapa terlebih lagi kondisi buntut ku yang cacat" berkata dengan sedihnya.
     "Mungkin aku memang tak dibutuhkan di dunia ini, untuk apa aku dilahirkan ke dunia ini" udara panas membuat pikiran meracau. Setelah pikiranku mulai tenang aku baru sadar tadi aku tertidur dengan menyender ke salah satu pot tersebut, rindangnya tumbuhan dari pot2 itu dan besarnya pot yang melindungiku dari sinar matahari dapat memberiku rasa nyaman. Terik matahari yang terus  bersinar benar – benar  membuat aku menjadi lapar dan haus tapi aku kan liar.
     "Hah, lebih baik tidur lagi" berkata dalam hati sambil menahan rasa lapar yang tak tertahankan selama 2 hari.
     Berusaha tertidur sambil manahan rasa lapar memang menggangu pikiranku. Jangankan tertidur menenangkan pikiran saja sangat sulit. "Aku tidak kuat lagi kalau terus berjalan, mungkin aku bisa berteriak terus-menerus agar ada orang yang belas kasihan dan memberiku makan" kata diriku dengan penuh harap. Tanpa pikir panjang aku melakukannya. Setelah sekian menit berlalu ternyata perkiraanku salah . . . . tiada satu orang pun yang melintas saat aku berusaha berteriak, jadi bagaimana ada orang yang mau belas kasihan. Suaraku yang semakin parau karena tiada energi untuk melakukannya terus menerus memaksa diriku untuk berhenti sejenak.
     "Ohh sungguh apa yang harus kulakukkan, ya Tuhan apa sebenarnya rencana Mu terhadap diriku" ujar diriku kepada sang pencipta.
     "Apa Engkau tega melihatku mati dengan tubuh kusam dan perut kosong seperti ini, jika Engkau mendengarku ku mohon berikan aku kebahagiaan hingga kematian ku tiba nantinya" tambah diriku.
     "kletrek - kletrek" Secara tiba2 terdengar pintu gerbang besi yang terbuka dan terdengar suara manusia yang sedang berbicara. "kesempatan bagus, lebih baik aku segera berteriak lagi" berharap pada sisa tenaga terakhir yang dimiliki dan berharapa ada belas kasih yang di berikan. Berhasil, suara ku berhasil menarik perhatian 2 orang lelaki.
    Orang yang bertubuh tinggi dan berkepala botak menyuruh orang yang satunya lagi. Orang yang mempunyai tubuh lebih pendek dan mempunyai rambut yang lebat mengangkat tubuhku. Tubuhku dibawa melewati pagar yang di penuhi dengan tumbuh-tumbuhan di dalam pot yang indah. Setelah melewati itu semua sampai lah tubuhku di bawa memasukin pintu gerbang yang terbuka tadi. Saat masuk terdengar suara keramaian. Ternyata suara itu berasal dari seorang wanita tua, sepertinya wanita ini adalah ibu dari mereka. Tebakan yang tepat, orang yang mengangkat tubuhku memangil wanita tua ini dengan ibu. Ibu mereka menyarankan segera membuatkan susu untukku. Orang yang mengangkat ku pun menurunkan aku di depan piring putih kecil yang kosong dan orang yang mengangatku segara berlari ke arah dalam rumah dengan cepatnya.
     Di tuangkanlah susu hangat dari segelas cangkir, tanpa pikir panjang aku langsung meminum susu itu."setidaknya ini dapat mengembalikan energiku yang terbuang" kata diriku sebelum meminum susu tersebut. Saat aku meminum susu terdengar suara motor yang menyala dan tampaknya kedua laki2 itulah yang pergi. Saat aku minum keluar 2 orang lagi yang menghampirinku. Satu laki2 tua dan seorang lagi gadis cantik. Gadis cantik itu memangil laki tua itu dengan bapak, tak salah lagi gadis cantik ini anak mereka. Sepertinya 5 orang yang telah ku temui adalah sebuah keluarga. Setelah selesai minum susu aku segera membersihkan tubuhku yang kusam dan dipenuhi dengan kutu ini dengan cara menjilatinya. Tak beberapa lama kedua laki2 yang pergi tadi telah pulang. Mereka berlima memperhatikan ku dengan seksama seperti ingin menghakimiku."apa yang mereka inginkan?" berkata sambil menatap mereka berlima.
    Laki2 yang tinggi dan botak itu mengelusku dan berkata " Ibu ini dipelihara saja nanti aku deh yang memberikan makannya" dan ibu mereka menjawab "Ya udah sehari boleh tinggal tapi kalo udah agak sehatan mamah langsung membuangnya".
Terdengar miris dalam hatiku tapi tak apalah setidaknya aku mempunyai waktu sehari untuk tinggal disini.
    "Bagaimana kalau namanya temon" kata laki2 yang bertubuh tinggi. "temon?" kata diriku kaget mendengar nama itu. Tapi tak apalah aku kan belum mempunyai nama lagipula itu nama tidak terlalu buruk. Lagipula nama temon bagi kucing jantan sepertiku cukup cocok. Baiklah temon adalah namaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar